Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

19 May 2019

Jadi Jutawan Muda dengan Bertani

Jadi Jutawan Muda dengan Bertani
19 May 2019

Jadi Jutawan Muda dengan Bertani

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Petani ataupun pekerjaan di sektor pertanian pada umumnya masih dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat. Bertani identik dengan pekerjaan kasar, kotor-kotoran, ataupun penghasilan rendah. Akibatnya, regenerasi petani terhambat. Tak banyak anak muda yang tertarik bertani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tapi kondisi ini perlahan berubah. Setidaknya sejumlah anak muda yang terjun ke sektor pertanian berhasil membuktikan bahwa sektor pertanian ternyata bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebut saja Mardiana, salah satu agropreneur komoditas jamur tiram asal Maros, Sulawesi Selatan. Mardiana menyebutkan saat ini bisnis budidaya dan pengolahan jamurnya sudah menghasilkan omzet 90 hingga 120 juta rupiah setiap bulannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Padahal awalnya modal saya cuma satu juta rupiah,” ungkapnya saat menjadi pembicara Bincang Asyik Pertanian (Bakpia) di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Gowa, Jumat (17/5).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Usaha Mardiana sudah berlangsung selama sembilan tahun. Tiga tahun pertama, Ia sempat kesulitan menembus pasar Makassar. Pada awalnya, pasar di sana belum menyambut positif produk jamur tiram yang dihasilkannya. Bagi mayoritas masyarakat Makassar saat itu, jamur masih identik dengan racun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tapi Mardiana tak pantang menyerah. Dirinya yakin potensi untuk mengembangkan pasar jamur di Makassar masih sangat besar.Apalagi jamur sudah menjadi komoditas populer di Jawa dan Bali. Maka pada tiga tahun pertama Mardiana fokus untuk membangun pasar bagi produknya. Berbagai strategi pemasaran dijalankan Mardiana agar jamur merang bisa diterima oleh masyarakat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Usahanya berbuah manis. Lima tahun terakhir, permintaan jamur Mardiana justru membludak. “Saat ini produksi kami dua hingga tiga ton per bulan. Itu pun belum bisa memenuhi permintaan pasar. Padahal kami sudah bermitra dengan 30 petani. Jadi peluang untuk meningkatkan kapasitas bisnis masih sangat terbuka,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tak berbeda dengan Mardiana, agropreneur asal Makassar, Ariesman juga membuktikan pertanian bisa menjadi bisnis yang menggiurkan. CV Akar Hidroponik yang digerakkannya juga bisa menghasilkan keuntungan yang menggiurkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami sekarang ini sudah bisa memproduksi 20 hingga 30 kilogram setiap bulan. Setidaknya ada 13 jenis sayuran yang kami produksi,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Awal mula Ariesman tertarik berbisnis sayuran hidroponik karena Ia melihat adanya kebutuhan akan sayur yang sehat dan aman dikonsumsi. Padahal belum banyak pelaku usaha pertanian yang bergerak di usaha sayuran hidroponik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Setelah menjalani usaha hidroponik, Ariesman melihat peluang untuk melakukan diversifikasi usaha. “Perspektif kami terbuka untuk tidak lagi sebatas menjalankan praktik budidaya. Ada kesempatan untuk megembangkan pertanian hidroponik kami sebagai agrowisata,” sebut Ariesman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ide untuk membuka agrowisata terbersit ketika Ariesman melihat kecenderungan warga kota yang senang menghabiskan waktu akhir pekan di pedesaan. Terbukti ketika akhirnya agrowisatanya berjalan, mayoritas pengunjungnya berasal dari kota.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Saat ini, Ariesman juga membuka pelatihan bagi masyarakat umum yang tertarik mempelajari teknik budidaya hidroponik. Pesertanya sangat beragam, dari orang tua hingga siswa taman kanak-kanak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Lewat pelatihan, kami ingin mengubah mindset masyarakat yang menganggap pertanian itu harus kotor-kotoran. Dengan menggunakan teknik hidroponik, bertani bisa bersih dan menyenangkan,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menumbuhkan Minat Anak Muda Terjun Ke Sektor Pertanian
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Wirausaha yang dijalankan Mardiana dan Ariesman mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pertanian (Kementan). Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri yang turut hadir sebagai pembicara dalam kegiatan Bakpia menekankan wirausaha yang digerakkan oleh Mardiana, Ariesman, maupun para agropreneur muda lainnya, memiliki peran penting dalam keberhasilan pembangunan pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saat ini banyak anak muda yang bergelut di sektor pertanian. Anak muda ini berbeda dengan para petani senior karena mereka lebih adaptif terhadap teknologi dan responsif menghadapi perubahan. Kita membutuhkan para petani yang adaptif inovasi karena inovasi dan teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Karena itu, pemerintah akan terus menjalankan komitmennya untuk membekali anak muda yang turun ke sektor pertanian,” papar Boga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Di bawah kepemimpinan Andi Amran Sulaiman, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggiatkan program Penumbuhan dan Penguatan Petani Milenial. Program ini ditujukan untuk menumbuhkembangkan minat generasi milenial untuk berwirausaha di sektor pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Lewat program Petani Milenial, kami menyalurkan bantuan sarana prasana pertanian, sekaligus memberikan bimbingan dan pendampingan kepada para petani milenial,” sebut Boga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pelaksanaan program ini digerakkan di seluruh provinsi di Indonesia, mulai dari Aceh sampai ke Papua. Para petani milenial diidentifikasi dan dikategorikan sesuai zona kawasan jenis komoditas pertaniannya, yaitu dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Setiap zona mendapatkan jenis bantuan yang berbeda. Untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan, kelompok tani milenial akan mendapat bantuan benih. Sementara peternakan mendapatkan bantuan ternak, seperti sapi, kambing, dan ayam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Langkah pemerintah dalam menggiatkan program Petani Milenial dinilai penting oleh Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) Muhammad Riyada. Menurutnya, masih banyak anak muda yang berpikir sektor pertanian belum menjanjikan sebagai lahan mata pencaharian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pertanian itu sebetulnya memiliki prospek yang sangat besar sebagai penyerap tenaga kerja. Kita lihat banyak yang menyebutkan bahwa kesempatan kerja semakin sedikit sehingga pengangguran meningkat. Padahal di sisi lain, pertanian masih membutuhkan banyak tenaga muda. Dan apabila dikelola dengan benar, bisnis di sektor pertanian bisa menghasilkan keuntungan yang berlimpah,” tandas Riyada.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perspektif generasi muda juga perlu diubah. Masih banyak yang berpikir bahwa pertanian hanya seputar budidaya dan produksi. Padahal banyak bidang pertanian lainnya yang dapat dijadikan sebagai ladang penghasilan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Gempita bergerak ke seluruh penjuru Indonesia dan menemukan ada anak-anak muda yang berhasil menciptakan alat mesin pertanian. Ada juga bergerak untuk memberikan nilai tambah usaha para petani konvensional. Sementara di luar Jawa, seperti Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, para anak muda di sana berupaya mengoptimalkan lahan yang belum produktif. Ini adalah contoh kreatif dan perlu ditiru anak muda lainnya,” serunya. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *