Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

11 April 2020

Jamur Susu Harimau asal NTT Laris di Pasar Global

Jamur Susu Harimau asal NTT Laris di Pasar Global
Foto : Pengecekan Jamur Susu Harimau oleh Badan Karantina Pertanian Kelas II Ende
11 April 2020

Jamur Susu Harimau asal NTT Laris di Pasar Global

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Karantina Pertanian Ende kembali mengapresiasi pelaku usaha di sub sektor hortikultura berupa jamur susu harimau yang telah berhasil meningkatkan volume ekspornya di pasar ekspor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Jamur Susu Harimau, dengan nama latin Lignosus rhinocerus ini banyak dibudidayakan petani jamur di kabupaten Flores dan juga di kabupaten Lembata. Biasanya diekspor dalam bentuk kering dan digunakan di negara tujuan ekspor sebagai bahan baku obat herbal dan kosmetik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Produk lokal yang sudah memiliki pasar ekspor seperti ini yang harus kita dorong. Kedepan harusnya sudah bisa diekspor dalam bentuk ekstrak, pasta atau bahkan dalam bentuk jadi. Sehingga bisa memberi nilai tambah,” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementan di Jakarta, Jumat (10/4).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia menegaskan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red) menaruh perhatian khusus untuk hilirisasi industri produk pertanian. Selain deregulasi aturan untuk mendorong iklim investasj yang dilakukan pemerintah, penyaluran pembiayaan usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) juga terus digencarkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saatnya kita melangkah lebih cepat, silahkan manfaatkan fasilitas ini. Harapannya dengan adanya hilirasi produk makin tinggi nilainya dan makin laris di pasar dunia,” tegas Jamil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Jamil menegaskan bahwa guna memastikan potensi lokal dapat terus masuk pasar global, jajaran tetap memberikan layanan publik terbatas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mematuhi protokol keselamatan kerja dan meningkatkan biosekuriti di ruang-ruang pelayanan,” tandasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tren Meningkat
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Karantina Pertanian Ende, Yulius Umbu Hunggar menjelaskan permohonan sertifikasi karantina untuk ekspor jamur susu harimau di Karantina Pertanian Ende tercatat meningkat. Sebanyak 2,1 ton dengan nilai ekonomis Rp 1,98 miliar tercatat untuk permohonan ekspor di triwulan pertama tahun 2020. Hal ini meningkat sebanyak 12% pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Bisa jadi karena permintaan terhadap bahan baku obat herbal meningkat di dunia akibat pandemi Covid-19. Cina paling besar meminta komoditas ekspor ini,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Yulius juga menjelaskan saat ini ekspor di NTT belum dapat dikirim secara langsung, melainkan melalui Denpasar atau Surabaya. Kendala transportasi menjadi salah satunya dan saat ini pihaknya bersama instansi terkait mendorong dibukanya akses ekspor langsung dari Ende.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dukungan pemerintah daerah yang baik, serta kerja sama petani dan juga pelaku usaha yang sinergis akan dapat meningkatkan volume dan pasar ekspor yang terus berkelanjutan. Semoga dalam waktu dekat dapat kita realisasikan bersama ekspor langsung dari Ende,” terangnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perlu diketahui, menurut Vicky Fernando Walelang, petani jamur asal Lembata saat datang mengajukan permohonan periksa karantina bahwa produktivitas jamur ini semakin baik di musim hujan.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *