Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

28 January 2020

Kementan dan Pemerintah Daerah Bahu Membahu Wujudkan Ekspor Hortikultura Naik Tiga Kali Lipat

Kementan dan Pemerintah Daerah Bahu Membahu Wujudkan Ekspor Hortikultura Naik Tiga Kali Lipat
Foto : Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Saat Menghadiri Rapat Sinkronisasi Pelaksanaan Program Peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 2020
28 January 2020

Kementan dan Pemerintah Daerah Bahu Membahu Wujudkan Ekspor Hortikultura Naik Tiga Kali Lipat

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar rapat Sinkronisasi Pelaksanaan Program peningkatan Produksi dan Nilai Tambah Hortikultura 2020, Selasa (28/1). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka membangun koordinasi ke seluruh stakeholder Kementan hingga ke tingkat daerah dalam rangka mendongkrak ekspor komoditas hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan peningkatan ekspor hortikultura sampai tiga kali lipat. Hal ini diyakini akan tercapai karena hortikultura adalah salah satu andalan komoditas pertanian Indonesia. Produksi sayur, buah tropis Indonesia memiliki kekhasan dibanding negara-negara lain. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Oleh karena ini menjadi ruang gerak kita untuk melakukan upaya-upaya ekspor. Banyak sayur dan buah yang dibutuhkan dunia, bahkan manggis misalnya. Dunia membutuhkan itu. Selain itu tentunya intervensi hortikultura adalah termasuk kepada tanaman obat-obatan. Itu yang akan kita tuju besok. Rapat koordinasi dan konsultasi yang dilakukan sekarang ini adalah untuk membangun itu. Perlu dibuat konsepsi dan _mapping_ yang tepat terhadap poin-poin yang harus dilakukan,” papar Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu, awal tahun 2020 ini dibutuhkan lompatan yang cepat untuk melaksanakan kegiatan sehingga berdampak signifikan pada peningkatan produktivitas. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita menetapkan target peningkatan produksi komoditas utama sebanyak 7 persen per tahun, gerakan tiga kali lipat ekspor (GraTIEks) hingga tahun 2024, serapan KUR sektor pertanian sebesar Rp 50 triliun per tahun. Khusus untuk Hortikultura target serapan KUR senilai 6,39 T,” katanya
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirinya mengatakan untuk mewujudkan pertanian modern, ada empat aspek yang perlu dijadikan fokus perhatian. Pertama, peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta peningkatan kapasitas SDM pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kedua, menurunkan biaya pertanian menuju pertanian berbiaya rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi, selanjutnya Ketiga, pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Keempat adalah ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Syahrul lantas membahas ihwal penggolongan kawasan pertanian dalam tiga kelompok. Yakni kawasan utama, kawasan andalan dan kawasan pengembangan. Dia berharap, pembangunan hortikultura menjadi efektif, yakni 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
tercipta klaster usaha yang menerapkan sistem budidaya yang efisien, modern, maju sehingga dihasilkan produk berdaya saing. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Manfaatkan inovasi teknologi budidaya hingga pasca panen secara baik untuk terwujudnya sistem pertanian ramah lingkungan dan menuju _zero waste farming system_ ,” beber dia. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk mendukung akselerasi ekspor, lanjut Syahrul, perlu dilakukan kegiatan off-farm termasuk pasca panen dan pengolahan agar sesuai dengan tuntutan pasar baik dalam negeri maupun ekspor. Caranya tidak lain dengan memperhatikan aspek jaminan mutu produk.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Semua target tersebut, tentu saja Kementerian Pertanian tidak berdiri sendiri. Peran saudaraku di berbagai daerah tentunya sangat besar. Oleh karena itu, kita perlu menyatukan langkah secara bersama untuk mencapai tujuan peningkatan kesejahtaraan masyarakat petani dan kedaulatan bangsa Indonesia yang kita cinta,” bebernya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menyebutkan bahwa jajarannya telah melakukan berbagai tindak lanjut untuk mewujudkan visi pertanian yang maju, mandiri dan modern sebagaimana arahan Menteri Pertanian, yakni melalui GEDOR Horti yaitu Gerakan Dorong Produksi, Daya Saing dan Ramah Lingkungan Hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“GEDOR Horti sendiri merupakan gerakan terpadu yang mengkombinasikan berbagai strategi untuk menggolkan target peningkatan produksi komoditas strategis sebesar 7 persen per tahun, Gerakan  Tiga Kali Lipat Ekspor atau Gratieks, Penyerapan KUR Hortikultura Rp 6,3 Trilyun, Kawasan Pertanian Utama, Kostra Tani hingga Horticulture War Room,” ujarnya saat mendampingi Mentan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Prihasto menjelaskan, GEDOR Horti berfokus pada upaya peningkatan mutu dan produktivitas produk hortikultura melalui penerapan sistem jaminan mutu yang dibuktikan dengan sertifikasi GAP, GHP, Registrasi Lahan atau Kebun. Terpenting juga, penerapan teknologi budidaya dan pasca panen untuk mengefisienkan biaya operasional usaha tani hortikultura.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Upaya mendorong kinerja ekspor, kami lakukan berbagai strategi, baik di lini on-farm hingga off-farm. Sebagai contoh untuk komoditas nanas, kami mendorong adanya tarikan pasar ekspor dari negara-negara potensial seperti China, Eropa, Timur Tengah dan Turki. Nantinya akan ada klaster buah-buahan dan ini sedang kami konsepkan. Durian ada 1.800 hektare, manggis ada 1.500 hektare, termasuk buah – buahan lainnya,” beber Prihasto.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam kesempatan itu, Anton juga menambahkan kalau ekspor hortikultura Indonesia pada tahun 2019 mencapai Rp. 5,79 T. Dan untuk target 2020, sudah diidentifikasi by name by address by volume by time mencapai Rp. 6,87  T. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Naik 18,7% dibanding tahun 2019,” jelas dia. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dia menambahkan, Menteri SYL memintanya agar mendorong ekspor hingga Rp. 10 T di tahun 2020. Potensi cukup besar, namun perlu penguatan dalam aspek diplomasi dan perdagangan internasional
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai contoh nanas Indonesia potensi ekspornya bisa mencapai Rp. 12,7 T. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Asalkan protokol ekspor dan tarif yang diterapkan beberapa negara dapat diterima dan dapat diturunkan,” cetus dia. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Anton mengatakan kalau kerja keras semua pihak diperlukan untuk menggebrak ekspor hortikultura. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pak Menteri memberi istilah PAKSAKAN. Perlu Planning, Attention, Knowledge, Skill and Action, serta Komitmen Atas Negeri. Ini menjadi pemacu kita untuk bekerja, bergerak demi kemajuan bangsa dan negara,” pungkasnya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Turut hadir dalam kesempatan itu seluruh Kepala Dinas Pertanian se-Indonesia, serta satuan-satuan kerja terkait. Usai sambutan, Mentan Syahrul bersama Dirjen Prihasto membunyikan gong tanda diresmikannya rapat sinkronisasi program ini. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *