Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

01 December 2022

Ketua KTNA Kota Sukabumi Menolak Wacana Impor Beras

Ketua KTNA Kota Sukabumi Menolak Wacana Impor Beras
Wacana Importasi Beras dari Bulog dan Bapanas Mendapatkan Penolakan di Berbagai Daerah Dikarenakan Stok yang Masih Cukup.
01 December 2022

Ketua KTNA Kota Sukabumi Menolak Wacana Impor Beras

Pilarpertanian - Wacana importasi beras Bulog dan Bapanas kembali mendapat penolakan dari beberapa kalangan salah satunya penggilingan padi kecil.

“Seharusnya jika yang jadi masalah gudang Bulog yang kosong, kenapa Bulog tidak mengajak berbicara bakul-bakul kecil seperti kami” ucap Ali Rahman, pemilik penggilingan padi sekaligus Ketua KTNA Kota Sukabumi.

Ali berpendapat, penggilingan kecil di Sukabumi dan Cianjur pasti bisa berkontribusi dalam pemenuhan stok. Yang jadi permasalahan adalah harga pembelian dari Bulog yang dinilai terlalu rendah dibandingkan dijual di pasar.

“Kalo sekarang mah jual ke pasar bisa Rp. 10.000 – Rp. 10.200/Kg, kalo Bulog hanya Rp. 9.300/Kg” tuturnya. Dia yakin jika Bulog merangkul penggilingan kecil terkait pengadaan akan mudah mendapatkan stok beras di penggilingan padi.

Terkait pembelian harga Bulog Rp.10.300, Ali belum mengetahui bahwa Bulog mau membeli beras dengan harga tersebut. “Kalo tau Bulog mau beli harga Rp. 10.300 saya mau jual, tapi sampai saat ini belum ada dari Pihak Bulog yang menginformasikan ditingkat bawah” ucapnya.

Berdasarkan data BPS, jumlah penggilingan padi kecil di Indonesia sebanyak 161.401 penggilingan kecil, 7.332 penggilingan sedang dan 1.052 penggilingan besar. Penggilingan kecil sangat mendominasi sekitar 95% dari total jumlah penggilingan padi di Indonesia.

Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso telah menawarkan berkali-kali agar Bulog bekerja sama dengan penggilingan beras yang kecil bukan hanya yang besar-besar saja. Ini agar Bulog mendapat posisi tawar yang kuat dalam segi pengadaan stok beras dan tidak bisa dipermainkan oleh perusahaan yang besar.

“Saya memegang data BPS diperkirakan sampai akhir Desember 2022 ini kita memiliki 8 juta ton beras. Sampai saat ini berdasarkan data yang saya himpun, penggilingan beras besar masih menyimpan 20 ribu ton, penggilingan sedang 700 – 5 ribu ton, dan kecil ada 1-2 ton setiap harinya.

Oleh karena itu, keputusan impor beras dikarenakan stok tidak ada sangat tidak tepat karena kita memiliki surplus. “Menurut saya, hingga Januari 2023 sangat cukup, malah ini kesempatan Bulog untuk melepas stok lama karena Februari-Mei 2023 nantinya mampu menangkap stok beras yang baru dari petani saat panen raya” ungkapnya.(PW)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *