Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

25 January 2020

Mentan Syahrul Ingin Tingkatkan Usaha Tani Menjadi Skala Bisnis

Mentan Syahrul Ingin Tingkatkan Usaha Tani Menjadi Skala Bisnis
Foto : Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Menyerahkan bantuan Pertanian untuk Provinsi Sulawesi Selatan
25 January 2020

Mentan Syahrul Ingin Tingkatkan Usaha Tani Menjadi Skala Bisnis

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pengalaman selama ini menunjukkan sektor pertanian mampu bertahan dalam kondisi pelambatan perekonomian Indonesia maupun dunia. Bahkan sektor pertanian mampu menciptakan pertumbuhan positif dalam pembangunan nasional, dengan menciptakan kesempatan kerja.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) diharapkan akan lebih cepat menggerakkan pembangunan pertanian pedesaan menuju pertanian maju, mandiri dan modern. Hal itu disampaikan Mentan Syahrul pada Sosialisasi Pemanfaatan Dana KUR dan Implementasi Kostratani di Wisma Negara CPI Kota Makassar, Sabtu 25 Januari 2020.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Peran itu nanti digerakkan oleh BPP sebagai pusat pelaksanaan Kostratani dengan mengefektifkan penyuluhan dan meningkatkan keahlian para penyuluh pertanian,” kata Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh karena itu, Kostratani menurut Mentan Syahrul di rancang agar bisa mengidentifikasi potensi komoditas unggulan lokal yang bisa mengungkit pendapatan dan kesejahteraan petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Merica yang sering kita temukan di meja restoran-restoran, dengan intervensi teknologi dan pendampingan penyuluh, ke depan hal seperti ini sudah bisa diproduksi di level Kostratani. Cita-cita bersama kita, satu Kostratani memiliki satu pabrik,” ungkap Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada kesempatan itu juga, Mentan Syahrul menyerahkan bantuan pertanian untuk Provinsi Sulawesi Selatan (sulsel) dengan total 150 miliar rupiah dalam bentuk 50 unit Traktor Roda 4.100 unit Traktor Roda 2.100 unit Pompa Air, 30 unit Combine Harvester, 3,3 ribu ton benih padi, 2,7 ribu ton benih jagung hibrida, 180 ton benih kacang tanah, 338 benih kedelai, 25 ton benih kacang hijau serta pembagian KUR kepada 5 perwakilan Kelompok Tani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy mengatakan bahwa serapan KUR pertanian nasional sampai dengan tanggal 24 Januari 2020 sudah mencapai 600 miliar rupiah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Total nilai KUR pertanian adalah 50 triliun. Pembiayaan ini diperuntukkan untuk membantu budidaya perkebunan, tanaman pangan, hortikultura dan peternakan dengan bunga yang rendah yaitu 6 persen,” kata Sarwo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain skema KUR, Sarwo Edhy juga menghimbau kepada petani yang hadir untuk bisa mengakses asuransi pertanian.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ada asuransi padi dan asuransi ternak. Pemerintah memberikan subsidi sehingga petani dibantu dalam pembayaran preminya. Petani cukup membayar 36 ribu, 144 ribu yang dibayarkan oleh pemerintah. Sehingga jika padi yang ditanam mengalami puso karena kekeringan atau banjir maka akan diganti 6 juta per hektar untuk satu kali masa tanam,” ungkap Sarwo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sedangkan, bagi peternak yang telah mengikuti asuransi, pemerintah akan mengganti ternaknya yang mati atau hilang, misalnya sapi, kita akan ganti 10 juta per ekor dengan membayar premi sebesar 40 ribu, sementara sisanya, 160 ribu, akan dibayarkan oleh pemerintah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun, semua bantuan yang diberikan itu, menurut mantan Gubernur Sulsel ini hanya sebagai stimulan, yang perlu segera dilakukan adalah terus melakukan konsolidasi dan merubah paradigma pengelolaan usaha tani menjadi skala bisnis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dan segala bentuk upaya itu akan dikontrol dan dikendalikan oleh Kostratani dan Agricultural War Room (AWR), dengan daya dukung berupa akurasi data.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita monitoring setiap permasalahan termasuk distribusi pupuk bersubsidi yang aku terima beritanya sewaktu memaparkan Kostratani di kantor pusat FAO di Roma. Tidak butuh lama, hal itu bisa diselesaikan,” ungkap Syahrul. (MA)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *