Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

14 January 2020

Orientasi Ekspor Beras, Kementan Bangun Kostraling

Orientasi Ekspor Beras, Kementan Bangun Kostraling
Foto : Mentan Syahrul Yasin Limpo Saat Mensosialisasikan Kostraling
14 January 2020

Orientasi Ekspor Beras, Kementan Bangun Kostraling

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Pemasaran beras berorientasi ekspor menjadi prioritas program Kementerian Pertanian (Kementan). Tahun 2020, Kementan menargetkan ekspor beras sebanyak 500 ribu ton. Dalam rangka mendukung program tersebut, Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menginisiasi program Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) yang melibatkan juga usaha-usaha penggilingan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam menjalankan perannya, Kementan tidak dapat bekerja sendiri, perlu keterlibatan semua pihak baik Kementerian/Lembaga pemerintah maupun non pemerintah agar dapat bergerak pada aspek hulu hingga hilir termasuk dengan para pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras yang tentunya dapat berkontribusi positif dalam pembangunan pertanian nasional.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Modernisasi pertanian dapat terbentuk jika ekosistem pertaniannya tersambung dari awal hingga akhir, sehingga apabila pertanian maju maka aspek-aspek lain juga turut maju,“ ujar Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam Pencanangan dan Sosialisasi Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling) Tahun 2020 di Margo Hotel, Depok, Jawa Barat, Senin.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk itu, melalui Kostraling ini Mentan mengajak para pelaku usaha penggilingan padi agar dapat bekerjasama dengan poktan/Gapoktan khususnya yang pernah menerima alat Rice Milling Unit (RMU)/dryer agar saling bantu guna dapat menjaga kualitas produknya, termasuk dalam hal pemasarannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya berharap seluruh pelaku usaha penggilingan padi dapat bergabung dengan Kostraling, saya berikan kesempatan kepada yang memang siap dan punya integritas untuk membantu dan berfungsi menjadi muara akhir dari ekosistem pertanian,“ kata Syahrul
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pencapaian kualitas beras adalah kadar air, derajat sosoh, kepecahan, rasa dll yang lebih banyak dipengaruhi oleh penanganan Pasca Panen termasuk yang dilakukan dengan alat penggiling atau RMU maupun dengan alat pengering atau dryer yang biasanya dikelola oleh pengusaha penggilingan yang juga merupakan atau bekerjasama dengan petani/poktan/gapoktan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“RMU yang baik apabila prosesnya juga baik dan tidak menyisakan broken yang banyak, untuk itu pilihkan saya orang yang mau bertempur dengan saya mulai bulan Maret ini,” terang Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih lanjut Syahrul menjelaskan bahwa Kostraling dalam hal ini adalah sebagai penanggung jawab dan penyangga di bidang pangan. Mengingat agenda tahun ini, Mentan merencanakan akan mengekspor beras ke berbagai negara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Tujuan dari Kostraling tidak hanya menyediakan stok beras Nasional, tetapi juga yang sudah berorientasi pada ekspor, karena yang meminta beras dari kita juga sudah ada,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, Syahrul pun menuturkan bahwa bulan Januari mulai memasuki masa panen, sedangkan bulan Februari sudah masuk 30-40 persen dan pada bulan April diprediksi akan menjadi puncak panen di beberapa daerah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk itu perlu kita rumuskan nantinya siapa yang siap untuk menyerap dan menggiling hasil panen dari petani,” tuturnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam kesempatan tersebut, Syahrul juga mengungkapkan 3 agenda utama yang akan dijalankan Kostraling antara lain, agenda Quick Wins yaitu agenda untuk penyerapan padi dan gabah pada bulan Maret, lalu agenda Mempersiapkan Kostraling lebih kuat dengan kebenaran sistem dan yang terakhir adalah Permanen agenda yaitu mempersiapkan semua wilayah RMU secara jelas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Intinya adalah penggilingan padi dibutuhkan oleh pertanian, karena tanpa penggilingan padi maka padi tidak akan menjadi beras,” tandasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menambahkan industri penggilingan harus siap dan sanggup menyerap gabah petani serta memperbanyak lagi gudang-gudang di penggilingan padi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dalam hal ini, Kementan memiliki program Quick Wins, dimana penggilingan bermitra dengan petani dan konsumen. Pasokan harus sustain menjadi hal yang paling utama,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menyebutkan ada kerjasama dengan penggilingan padi untuk ekspor beras 300 ribu ton tahun ini. Selanjutnya, pihaknya akan menindaklanjuti dengan membangun nota kesepahaman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pangsa ekspor yang yang potensial di Timur Tengah, PNG dan negara lain,” sebutnya.(DYN)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *