Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

18 May 2019

Petani Kian Bergairah Tanam Bawang Putih

Petani Kian Bergairah Tanam Bawang Putih
18 May 2019

Petani Kian Bergairah Tanam Bawang Putih

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Sejak pemerintah memprogramkan swasembada bawang putih, petani pun kian bergairah membudidayakan komoditas sayuran ini. Dari awalnya hanya 2 kabupaten (Sembalun dan Temanggung), diperkirakan tahun 2019 ini akan ada 110 kabupaten yang menanam bawang putih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu petani yang mendapat berkah dari budidaya bawang putih adalah Bejo Supriyanto. Petani bawang putih dari Desa Pancot, Kelurahan Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bapak dua anak ini mengatakan, saat ini sudah ada beberapa petani bawang putih di Kelurahan Kalisoro yang diajak bekerjasama dengan sejumlah importir bawang putih untuk tanam bawang putih. “Ada sekitar 5 ha yang sudah bekerjasama tanam bawang putih dengan importir dari Semarang,” ujar Bejo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kerjasama dengan sejumlah importir ini, menurut Bejo, juga menambah gairah petani untuk tanam bawang putih seperti di Kecamatan Jatiyoso dan Jenawi. Kawasan yang dikerjasamakan dengan sejumlah importir itu sekitar 80 ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bejo yang juga Ketua Gapoktan Mugi Rejeki, Kecamatan Tawangmangu mengatakan, dalam kerjasama itu, petani mendapat bantuan bibit bawang putih sebanyak 500 kg/ha dan sarana produksi (saprodi) sekitar Rp 15 juta. Saat panen, sebanyak 30% hasil produksinya untuk importir dan sisanya 70% menjadi milik petani. “Kerjasama ini memang menarik bagi petani, karena petani hanya menyediakan lahan dan tenaga kerja,” kata Bejo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bawang putih yang ditanam petani di lereng Gunung Lawu tersebut produktivitasnya antara 15-18 ton/ha. Sedangkan harga jual di tingkat petani Rp 20 ribu-25 ribu/kg (basah).  Kalau dikeringkan (sudah dijemur) harganya antara Rp 32 ribu-35 ribu/kg. “Kami tanam bawang putih setahun sekali, bibitnya Tawangmangu Baru. Bawang putih yang kami tanam pada Mei bisa dipanen pada akhir September dan awal Oktober,” kata Bejo Supriyanto.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bukan hanya petani di Tawangmangu yang bergairah menanam bawang putih. Wilayah Magelang yang pernah menyimpan sejarah panjang kejayaan bawang putih ingin kembali menjadi sentra bawang putih. Potensi pengembangan bawang putih di wilayah tersebut berada di tiga kecamatan di lereng Gunung Sumbing yaitu Kecamatan Kaliangkrik, Kajoran dan Windusari. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Luas tanam bawang putih di kawasan tersebut dulunya rata-rata mencapai 1.500 ha/tahun dengan produksi 9.000 ton. Bahkan sisa-sisa kejayaan tersebut secara kasat mata masih dapat dilihat di Desa Sutopati dan Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran berupa gudang bawang putih. Selain itu terdapat bangunan rumah mewah dengan atap rumah dicor, berfungsi untuk penjemuran bawang putih. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Tri Agung mengatakan, sejak digulirkan program swasembada bawang putih, luas tambah tanam dan luas panen di Magelang kembali bertambah. Data menyebutkan, luas panen bawang putih pada 2016 hanya mencapai 38 ha dengan produksi hanya 178 ton. Namun pada 2018, luas tanam melonjak naik hingga 500 ha lebih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami optimis kejayaan bawang putih Magelang bisa dibangkitkan kembali, baik melalui APBN maupun wajib tanam importir,” katanya. Di Magelang penanaman bawang putih juga dilakukan dengan kemitraan antara PT Sentosa Indo Permata dengan Kelompok Tani Sidomulyo 2, Desa Madyogondo, Kecamatan Ngablak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian, Suwandi mengatakan, sesuai kebijakan pemerintah, importir yang mendapat Rekomendasi Izin Impor Hortikultura (RIPH) wajib menanam sebanyak 5% dari kuota impor yang mereka dapatkan. Untuk tahun 2019, pemerintah sudah mengeluarkan 21 RIPH.Salah satu persyaratan mendapatkan RIPH adalah importir sudah menanam bawang putih di dalam negeri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mereka (importir) ada yang bermitra dengan petani ada juga yang menyewa lahan, bahkan ada yang memiliki lahan sendiri. Saat ini ada lahan kemitraan tersebut yang sudah panen dan hasilnya dibeli lagi pihak importir untuk dijadikan benih,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi berharap, tahun 2021 nanti saat swasembada bawang putih berhasil dicapai, nantinya statusnya importir bisa menjadi produsen bawang putih dalam negeri. “Mereka bisa terus bermitra dengan petani, sehingga ada keberlanjutan usaha. Apalagi produksi bawang putih tersebut pasti akan diserap pasar,” ujarnya. (OIR)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *