Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

22 April 2020

Punya DAM Parit, Petani di Gunungkidul Berharap Bisa Panen Tiga Kali

Punya DAM Parit, Petani di Gunungkidul Berharap Bisa Panen Tiga Kali
Foto : Proses Pembangunan Embung atau DAM Parit untuk Mengantisipasi Kemungkinan Adanya El-Nino atau Musim Kering
22 April 2020

Punya DAM Parit, Petani di Gunungkidul Berharap Bisa Panen Tiga Kali

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Keinginan kelompok tani Ngudi Subur agar bisa menanam hingga tiga kali bakal terwujud. Petani yang berada di Desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul, DIY itu sebentar lagi dapat memanfaatkan DAM parit.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembangunan embung atau DAM parit untuk mengantisipasi kemungkinan adanya El-Nino atau musim kering. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber-sumber mata air di tempat lain. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 5 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan),” ujar Mentan Syahrul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Mentan Syahrul, pembuatan embung untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Masyarakat dan para petani diharapkan bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah,” pintanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy menjelaskan, untuk pembangunan infrastruktur ini dicanangkan 400 Unit di 30 Provinsi dan lebih dari 226 Kabupaten/Kota. Kegiatan dapat berupa Embung, Dam Parit, dan Longstorage. Luas layanan minimal 25 Ha (tanaman pangan), 5 Ha (hortikultura, perkebunan, dan peternakan).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“RJIT sesuai dengan kebutuhan petani. Sebagian besar dananya disalurkan melalui sistem swakelola petani. Dengan swakelola oleh petani, jaringan irigasi tersier yang direhabilitasi umumnya akan lebih bagus dan petani merasa lebih memiliki. Kita membangun secara bertahap berdasarkan kebutuhan masyarakat petani,” ujar Sarwo Edhy.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sarwo Edhy menambahkan, rumus program RJIT adalah jaringan sudah rusak, di sekitarnya ada sawah yang diairi, ada sumber air, dan ada petaninya. Menurutnya, dengan diserahkannya RJIT kepada kelompok tani, maka pembangunan jaringan irigasinya akan dilakukan secara gotong royong atau swakelola.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dijelaskannya, bagi masyarakat petani yang membutuhkan bantuan RJIT atau pembangunan embung, bisa mengajukan ke Dinas Pertanian kabupaten atau kota masing-masing.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Nanti dinas bisa meneruskannya ke Ditjen PSP untuk ditindaklanjuti. Bantuan ini diharapkan bisa membantu petani yang tujuannya bisa mensejahterakan petani,” jelas Sarwo Edhy.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selama ini Ditjen PSP juga sudah melakukan monitoring optimalisasi pemanfaatan jaringan irigasi tersier (JIT). Selain itu, pihaknya juga akan mendata atau melakukan pemetaan jaringan irigasi yang sudah direhabilitasi dan yang belum direhabilitasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketua Kelompok Tani Ngudi Subur, Slamet Raharjo mengatakan, dengan adanya DAM parit, pihaknya berharap bisa menanam hingga tiga kali dan meningkatkan produksinya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mudah-mudahan kelak mampu panen 3 kali dalam setahun karena ketersediaan air di sawah tercukupi,” kata Slamet.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
DAM parit di wilayah ini akan memiliki lebar 2 meter. Estimasinya, DAM parit dapat mengairi lahan kurang lebih 30 Hektar sepanjang tahun. Selain sebagai pemanen air, bangunan DAM juga bisa berfungsi sebagai cross way yang dapat dilalui traktor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto dalam arahannya menjelaskan, program pembangunan DAM parit merupakan bantuan pemerintah dari Kementerian Pertanian tahun anggaran 2020. Bantuan tersebut dikerjakan swakelola oleh Kelompok tani. Realisasinya digarap secara padat karya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Menghadapi musim kemarau diimbau kepada petani segera olah lahan dan percepatan tanam di musim kedua dengan menanam padi di daerah sumber air dan palawija berumur pendek di daerah tergantung curah hujan,” ajak Bambang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pihaknya juga meminta masyarakat untuk menyimpan sebagian hasil panen musim pertama sebagai cadangan pangan kedepan. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *