Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

05 November 2021

Selamatkan Harga Telur, Kementan Fasilitasi Distribusi Telur Peternak Blitar ke Maluku dan Kalteng

Selamatkan Harga Telur, Kementan Fasilitasi Distribusi Telur Peternak Blitar ke Maluku dan Kalteng
Foto : Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy Saat Melepas Telur Peternak Blitar Menuju Ambon dan Kalimantan Tengah di Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar Desa Dadaplangu, Kecamaran Ponggok, Blitar, Jawa Timur.
05 November 2021

Selamatkan Harga Telur, Kementan Fasilitasi Distribusi Telur Peternak Blitar ke Maluku dan Kalteng

Pilarpertanian - Turunnya harga telur ayam ras dalam beberapa waktu terakhir ini dipicu adanya penurunan permintaan karena PPKM dan belum pulihnya daya beli masyarakat. Namun demikian, harga telur ayam ras di luar daerah sentra produksi terutama di kawasan timur, terpantau relatif bagus. Kementerian Pertanian bergerak cepat memfasilitasi biaya pendistribusian telur peternak ke wilayah yang pasokan telur masih rendah, agar harga telur di peternak terdorong naik karena meningkatnya penyerapan telur. Disamping itu, pendistribusian telur ke daerah yang pasokan telurnya rendah, diharapkan dapat menstabilkan harga telur di wilayah tersebut.

Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, bantuan biaya distribusi ini dilakukan setelah melihat kondisi pasokan dan dinamika harga di lapangan.

“Pelepasan telur ayam dari Blitar ke Maluku dan Kalteng hari ini sebagai langkah konkret kita membantu para peternak yang mengalami kesulitan akibat pasokan dan harga,” ujar Sarwo saat melepas telur peternak Blitar menuju Ambon dan Kalteng, di Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok Blitar, Kamis (04/11/2021).

Sebanyak 2 kontainer dilepas dengan total 20 Ton telur dari Blitar dikirim ke Ambon dan Tual Provinsi Maluku, sedangkan telur yang dikirim ke Pangkalanbun sebanyak 2 truk masing-masing 5 Ton.

Sepanjang Mei-Juli 2021, BKP Kementan juga telah memfasilitasi biaya pengiriman jagung pakan dari daerah sentra produksi jagung (NTB, Jawa Timur dan Sulawesi Utara) sebanyak total 1.547 Ton kepada peternak ayam di Kabupaten Blitar, Jawa Timur dan Kendal, Jawa Tengah.
Pada bulan September 2021, Kementan juga telah memberikan subsidi harga untuk 1.000 ton jagung pakan kepada peternak ayam petelur.

Sarwo juga mendorong pemerintah daerah dan masyarakat Blitar untuk meningkatkan produksi jagung agar kebutuhan pakan yang sebagian dipenuhi dari luar daerah dapat diperoleh dari produksi di Blitar itu sendiri.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Blitar, Izul Marom memberikan apresiasi dan harapan kepada BKP untuk terus membantu masalah jagung bagi peternak yang mengalami permasalahan pasokan pakan maupun harga telur di Kabupaten Blitar.

“Ini (fasilitasi distribusi) tentu sangat kami apresiasi karena memang kita tahu bahwa produksi telur di Blitar ini besar, dan populasi ayam mencapai 20 juta ekor, dan kita memasok ke wilayah lain dibantu distribusinya oleh Badan Ketahanan Pangan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar, Karman berharap pemerintah terus memperhatikan nasib peternak skala UMKM.

“Agar kami para peternak mandiri ini bisa berkembang, intervensi pemerintah ketika ada permasalahan mengenai harga dan pasokan sangat kami butuhkan. Bantuan distribusi seperti ini kami merasa diperhatikan,” ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian pada Senin (01/11/2021) telah menyerap 1 juta telur sebagai langkah darurat yang diterapkan untuk menyelamatkan peternak mandiri dengan skala UMKM yang harga telurnya mengalami penurunan akibat dampak pandemi covid 19.

Menurut Mentan SYL, faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga telur ayam ras yakni volume supply di kandang dan daya serap pelaku pasar, pola konsumsi bersifat musiman (seasonal), serta mekanisme dan distribusi telur antar daerah. Untuk itu, guna menjaga kestabilan harga telur, Kementan melakukan 3 agenda utama.

“Pertama, agenda sos yakni melakukan serap telur saat produksi melimpah. Kedua, agenda temporary yakni mendekatkan produksi jagung dengan sentra peternak agar kebutuhan pakan ternak bisa terserap. Ketiga, agenda permanen, yakni mendorong industri pengolahan telur,” ungkapnya.(ND)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *