Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

20 May 2019

Terobosan Kementan Berhasil Tekan Inflasi Pangan Sejak 2015

Terobosan Kementan Berhasil Tekan Inflasi Pangan Sejak 2015
20 May 2019

Terobosan Kementan Berhasil Tekan Inflasi Pangan Sejak 2015

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Ketut Kariyasa menyebutkan, sejak tahun 2015-2018 bahan makanan atau pangan menyumbang inflasi terendah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kariyasa mengatakan, berbeda dengan masa sebelumnya di tahun 2013-2014, inflasi pangan masih dikategorikan tinggi kala itu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inflasi pangan mulai mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 4,93 persen. Diketahui pada tahun 2014, inflasi pangan masih bertengger di angka 10,57 persen.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kemudian tahun 2016 inflasi pangan yakni 5,69 persen. Namun masih di atas inflasi umum,” ujar Kariyasa, di Jakarta, Minggu (19/5/2019).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kariyasa mengungkapkan, inflasi pangan makin menurun drastis di tahun 2017. Bahkan menjadi rekor sejarah sebab merupakan inflasi pangan terendah selama Indonesia merdeka.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sangat membanggakan tahun 2017 inflasi pangan turun sampai tingkat 1,26 persen. Merupakan inflasi pangan terendah yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia,” ucap Kariyasa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Keberhasilan Kementan menekan laju inflasi pangan terus berlanjut pada 2018 hingga awal tahun 2019.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain itu, tahun 2017, inflasi pangan merupakan paling rendah dibandingkan sektor lainnya serta berada dibawah inflasi umum yaitu 3,61 persen,” kata Kariyasa.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dikesempatan lain di Jakarta (19/5/2019), Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri membeberkan, rendahnya angka inflasi pangan dalam beberapa tahun terakhir disebabkan berbagai program dan kinerja Kementan yang sukses. Misalnya saja seperti UPSUS, peningkatan produksi jagung, padi, hortikultura, program sapi indukan wajib bunting (SIWAB) pada peternakan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Menyebabkan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri meningkat. Berdampak terhadap stabilitas harga di tingkat konsumen sehingga mampu menekan inflasi bahan pangan,” ungkap Kuntoro Boga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lainnya, kata Kuntoro Boga, Kementan juga membenahi rantai pasok serta distribusi pangan. Hal itu membuat harga di tingkat petani tetap layak dan konsumen tetap mampu membeli pangan dengan harga terjangkau. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *