Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

09 December 2018

Dirjen Hortikultura Tinjau Wisata Agro Apel di Kota Batu

Dirjen Hortikultura Tinjau Wisata Agro Apel di Kota Batu
09 December 2018

Dirjen Hortikultura Tinjau Wisata Agro Apel di Kota Batu

Pilarpertanian - Pilar – Sejak era 1980 an Kota Batu populer dijuluki Kota Apel. Ini karena populasi buah yang besar. Pertama kali ditanam oleh Ir Ghert, warga Belanda di Pujon, Batu. Kementerian Pertanian (Kementan) tengah fokus mengembangkan komoditas apel di Kota Batu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pengembangan ini guna mendorong Kota Batu sebagai tempat wisata apel, sehingga petani apel terus mendapatkan nilai tambah atau keuntungan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Akan hal ini, Direktur Jenderal Hortikultura, Kementan, Suwandi berkunjung ke Kota Batu, Minggu (9/12). Dia mengunjungi salah satu gabungan kelompok tani yang membudidayakan apel.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi mengungkapkan apel Kota Batu menjadi sentra andalan nasional menjadi daya tarik wisata. Kesejukan dan keindahan panorama pegunungan Kota Batu dengan ketinggian 1.000 hingga 1600 meter dpl dengan berbagai tanaman hias, sayuran dan buah menjadi tujuan menarik bagi wisatawan domestik dan manca negara.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Wisatawan disuguhi wisata petik dan makan apel, membawa oleh-oleh apel segar maupun olahan kripik, juice, sari buah dan lainnya,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menyebutkan secara nasional kawasan sentra utama apel terdapat Kota Batu dan Pasuruan. Kini sudah berkembang di Bantaeng, Kendal dan Lombok Timur. Varietas yang berkembang yaitu Manalagi, Anna dan Rome Beauty. Masing masing punya cita rasa berbeda, bentuk, ukuran dan tekstur khas.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Konsumen biasa menyebut apel hijau untuk manalagi dan apel semburat merah untuk jenis apel anna,” sebut dia.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Apel Manalagi aroma wangi, bentuk bulat, kulit buah hijau muda kekuningan, daging buah manis, tekstur liat dengan sedikit kandungan air, dan rasa buah manis,” pintanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Suwandi, apel Rome Beauty bisa panen 30 hingga 40kg per pohon dengan bentuk agak bulat, warna kulit buah hijau kemerahan, daging buah keras namun bertekstur halus, dan aroma buah yang kuat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara apel Anna agak unik, rasa sedikit lebih asam. Namun, jika dibiarkan 3 sampai 4 hari setelah dipetik, terasa manis dan aroma tajam. Ciri bentuk buah memanjang, kulit buah tipis dengan warna kuning dan semburatan warna merah, daging buah padat cenderung masir, dan kandungan air dalam buah cukup tinggi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sesuai dengan data BPS, produksi apel nasional 2017 sebesar 319 ribu ton,” ungkap Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Luki Budiarti Pengelola Gapoktan Mitra Arjuna mengatakan biaya produksi apel sekitar Rp 5.000 per kg dan harga jual normal Rp 8.000 sampai Rl 12.000 per kg. Petani menikmati marjin yang lumayan. Apel Batu memasok ke pulau jawa dan luar jawa. Wisatawan asing juga tertarik akan apel batu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Pasokan benih, teknik pemupukan organik dan pengendalian hama penyakit ramah lingkungan dan kita berupaya dibuat sendiri dari bahan baku sekitar,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Luki mengakui pada bulan tertentu Desember-Januari harga turun akibat panen raya buah mangga dan lainnya, sehingga permintaan apel menurun. Akan hal ini, pihaknya mengatasi dengan cara perbaikan mutu mulai dari benih unggul, pasca panen, penyimpanan dan distribusi sehingga awet tidak mudah rusak sampai ke tujuan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Untuk produk apel grade bawah diolah menjadi kripik, sari buah, jenang dan dodol sehingga sudah tumbuh industri olahan,” pungkas dia.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *