Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

24 November 2018

Hortikutura Tropis Indonesia Semakin Diminati Pasar Dunia

Hortikutura Tropis Indonesia Semakin Diminati Pasar Dunia
24 November 2018

Hortikutura Tropis Indonesia Semakin Diminati Pasar Dunia

Pilarpertanian - Pilar – Pemerintah terus berupaya menggenjot devisa nasional melalui ekspor komoditas sektor-sektor strategis. Sektor pertanian masih menjadi salah satu tumpuan utama dan memberikan andil besar dalam penghimpunan devisa. Ceruk ekspor yang menunjukkan kinerja kenaikan adalah produk hortikultura tropis seperti manggis, durian, pisang, tanaman obat, benih hingga tanaman hias.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Sesuai arahan Bapak Presiden dan Menteri Pertanian, ekspor produk hortikultura tropis terus kami genjot volumenya. Sistem perijinan ekspor kami pangkas sesimpel dan secepat mungkin. Kementan siap memfasilitasi pelaku usaha yang punya orientasi ekspor”, ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, di Jakarta (22/11). “Selain mendatangkan devisa, ekspor hortikultura membawa banyak multiplier effect lainnya seperti peningkatan produksi, mutu, stabilitas harga dalam negeri hingga mensejahterakan petani”, imbuh Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kinerja ekspor hortikultura tahun 2017 secara kumulatif naik 80,5% jika dibanding periode 2013. Ekspor buah-buahan tropis hingga tahun 2017 mengalami peningkatan kumulatif 140% dibandingkan tahun 2013. Khusus Manggis, ekspornya melonjak dari 7.648 ton di tahun 2013 menjadi 38.600 ton di tahun 2017, atau meroket hingga 405%. Sementara ekspor nenas 2017 secara kumulatif juga naik 22% sejak 2013. Bahkan ekspor manggis pada tahun 2018 jauh lebih tinggi lagi, prediksi mencapai 60 ribu ton
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Industri perbenihan dalam negeri sudah maju dan mampu bersaing dengan produk benih negara lain. Selain kangkung, beberapa benih hortikultura yang telah diekspor yaitu benih pare, cabai, paprika, timun, gambas, melon, waluh, sweet corn, pare welut, semangka, terong, tomat, jagung pulut, kacang panjang, bayam, okra dan buncis.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau dulu hampir tiap hari kita dijejali dengan buah-buahan impor, kini buah-buahan lokal sudah mampu menggantikannya, bahkan ekspor”, tukas Dirjen yang dikenal akrab dengan awak media tersebut. “Untuk bawang merah dan sayuran lainnya, kita akan terus pacu ekspor. Selain devisa, Kementan berkepentingan membantu menjaga harga di tingkat petani tetap bertahan stabil terutama saat panen melimpah”, terang pria yang akrab dipanggil Wandi itu.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut catatan Kementan, kinerja bawang merah mencatatkan prestasi yang fenomenal, dari semula masih impor 74.903 ton tahun 2014, lalu turun drastis tahun 2015 impor 17.429 ton, hingga nol persen di tahun 2016. “Sejak 2016 hingga saat ini kita sudah tidak lagi impor Bawang Merah dan Cabai Segar. Bahkan membalikkan keadaan menjadi ekspor. Prediksi ekspor bawang merah 2018 sebesar 15.000 ton. Sedangkan untuk kentang sayur (red: kentang konsumsi) kita sudah tidak perlu impor alias swasembada 2018”, katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Lebih jauh Dirjen Hortikultura menjelaskan bahwa kinerja ekspor hortikultura yang membaik tak lepas dari topangan kenaikan produksinya. Produksi Jeruk 2017 mencapai 2,3 juta ton naik dari tahun 2013 yang hanya 1,65 juta ton. Produksi pisang naik dari 6,28 juta ton menjadi 7,04 juta ton. Produksi Durian 2017 mencapai 795 ribu ton, naik dari tahun lalu 735 ribu ton. Bawang Merah melonjak dari 1 juta ton (2013) menjadi 1,47 juta ton di tahun 2017.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suwandi menuturkan, subsektor hortikultura mampu menyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) 196 Triliun di tahun 2017, naik 43 pesen dari tahun 2013 sebesar 137,3 Triliun. Usaha Hortikultura kini semakin digandrungi masyarakat karena nilai tambahnya yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data BPS, angka Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Hortikultura semakin meningkat dari tahun ke tahun. Periode hingga September 2018, NTUP Hortikultura mencapai 112,65 naik signifikan dibanding tahun 2013 yang hanya 107,00. “Naiknya NTUP mengindikasikan bahwa usaha tani Hortikultura semakin menguntungkan, kemampuan daya beli petani meningkat dan pada gilirannya makin mensejahterakan petani”, ujar Suwandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami masih punya PR untuk menyelesaikan target swasembada bawang putih di tahun 2021 dan Kentang Industri 2020, serta mengembangkan tanaman obat-obatan ekspor. Untuk bawang putih tahun 2018 ini ditargetkan bisa tanam sekitar 10.600 ribu hektar yang seluruh hasilnya akan dijadikan benih untuk musim tanam 2019 nanti seluas 40 ribu hektar. Tahun 2020 kami akan tanam besar-besaran hingga puncaknya 2021 nanti kita akan tutup kran impor secara signifikan”, ungkap Wandi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait kentang industri, Suwandi menyebut salah satu produsen olahan makanan berbasis kentang terbesar di Indonesia telah menyatakan siap swasembada tahun 2019. Sementara pasokan ke industri lainnya akan selesai di tahun 2020, pungkasnya.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *