Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

14 December 2018

Kabadan BKP Kunjungi Korporasi Petani Sorghum di Mataram

Kabadan BKP Kunjungi Korporasi Petani Sorghum di Mataram
14 December 2018

Kabadan BKP Kunjungi Korporasi Petani Sorghum di Mataram

Pilarpertanian - Pilar – Di sela-sela menghadiri Seminar Nasional di Mataram, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengunjungi perusahaan UMKM yang bergerak di Industri Pangan Lokal, yaitu CV. Yant Sorghum, Kamis (13/12/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perusahaan yang diinisasi Yanti, membudidayakan tanaman sorghum pada areal 50 hektar dengan petani binaan 200 orang, dengan konsep korporasi petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan dan dikembangkan ibu Yanti dalam pengembangan tanaman sorghum dengan konsep korporasi petani,” kata Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Korporasi petani adalah model bisnis yang dikembangkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Model bisnis ini diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi produk pertanian, dan peningkatan nilai tawar produk di pasar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami sangat mendukung dan mendorong pengembangan pangan lokal. Model yang dikembangkan ibu Yanti bisa merupakan contoh Pengembangan Industri Pangan Lokal yang akan kami kembangkan tahun depan,” tambah Agung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ibu Yanti menerapkan konsep korporasi petani sejak 2015 dalam bentuk CV. Yant Sorghum yang berbasis di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan konsep korporasi, Yanti telah mengerakkan 200 petani yang tersebar di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Selatan untuk membudidayakan tanaman sorghum.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Secara keseluruhan lahan garapan perusahaan ini mencapai 50 Ha,” ujar Yanti.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sorghum merupakan tanaman yang menghasilkan Zero Waste Product. Biji sorghum dapat diolah menjadi tepung, pakan ternak, nasi, dan biskuit.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Batang sorghum dapat diolah menjadi gula, pakan sapi, kompos, dan permen. Sedangkan daunnya dapat diolah menjadi kompos, pewarna alami, dan keripik.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Perusahaan kami mencoba mengolah (sorghum) semaksimal mungkin. Biji, batang dan daunnya kami olah seluruhnya,” tambah Yanti.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bisnis model yang diterapkan Yanti dilakukan dengan menggerakkan wanita-wanita tani melalui model korporasi petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Korporasi petani dibangun dengan memberdayakan 200 petani di 4 kabupaten di Provinsi NTB. Hasil panen dibeli oleh CV. Yant Sorghum kemudian dilakukan pengolahan yang meliputi proses penggilingan, penepungan, hingga mencapai produk jadi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Produk yang dijual meliputi beras sorghum, tepung sorghum, gula cair sorghum, kue kering, minuman kesehatan sorghum, popcorn sorghum, keripik daun sorghum, kerupuk sorghum, serta dendeng daun sorghum.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemasaran tidak hanya konsumen dapat membeli langsung kepada penjual. Metode yang dilakukan ini dapat mengurangi rantai pasok yang panjang, sehingga harga lebih kompetitif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Petani yang berkerjasama dengan CV. Yant Sorghum dapat menikmati hasil panen. Setiap kali panen, petani akan dapat mengantongi hasil sekitar Rp. 25 juta/Ha dengan biaya produksi Rp.6-7 juta/Ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dengan kondisi agroklimat di NTB, tanaman sorghum dapat panen hingga 4 kali setahun. Dengan perkiraan ini, petani dapat mengantongi pendapatan bersih lebih Rp. 60juta/Ha dalam satu tahun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Apakah Anda, tertarik menjadi petani atau pengusaha sorghum? (RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *