Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

28 February 2017

Kementan dan APO Bekerjasama Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Produk Pertanian

Kementan dan APO Bekerjasama Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Produk Pertanian
28 February 2017

Kementan dan APO Bekerjasama Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Produk Pertanian

Pilarpertanian - Pilar- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono  membuka 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
pelatihan agribisnis untuk tingkat eksekutif dan manajer di Bali,  Senin (27/2/207). 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hari Priyono mengatakan pelatihan ini bekerja sama dengan Asian Productivity Organization (APO) bertujuan untuk  meningkatkan produktivitas ketegakerjaan di bidang pertanian agar komoditas  pertanian yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional. “Kerja sama dengan APO merupakan agenda rutin selama dua tahun sekali”, jelas Hari dalam sambutannya.   
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kegiatan ini oleh Profesor Studi Kebangkitan Pasar dari Cornell University New York, USA, Dr. Ralph D. Christy, Direktur Bidang Pertanian APO, Dr. Muhammad Saeed, Direktur Bina Produksi Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Estiarty Haryani. Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Kementan, Mesah Tarigan dan pelaku usaha pertanian dari luar negeri yakni China, Filipina, Nepal, Iran, Pakistan, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, Sri Lanka, Kamboja, Banglades, dan India serta pelaku usaha pertanian dalam negeri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
APO atau Asian Productivity Organization merupakan organisasi kerjasama multilateral. Organisasi ini bergerak dalam bidang program peningkatan produktifitas. Indonesia sendiri bergabung menjadi anggota APO sejak tahun 1968.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sektor pertanian merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja tertinggi, yaitu pada tahun 2014  sebesar 35,76 juta tenaga kerja atau 30,27% dari jumah tenaga kerja Indonesia, sementara  kontribusi sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sebesar 13,3 persen. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Tidak seimbangnya PDB dengan  jumlah tenaga kerja yang diserap, berarti tingkat produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian  masih rendah, terendah dibanding sektor lain. Upah di sektor pertanian juga paling rendah dibanding sektor lain, sehingga inilah yang menyebabkan kurang tertarik generasi muda bekerja di sektor pertanian. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Hari, selain semakin meningkatnya kebutuhan konsumsi di atas, tantangan lain yang dihadapi perekonomian Indonesia di sektor pertanian yakni kemampuan daya saing produk pertanian untuk mengakses ke pasar internasional. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun demikian, pertumbuhan sektor pertanian masih dipandang lebih lambat dibanding sektor industri. “Hal ini sangat ditentukan oleh kompetitif daya saingnya bukan hanya produknya, tapi daya saing pelaku bisnisnya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kita tidak akan melakukan intervensi terus membantu petani, tanpa petani sendiri mampu meningkatkan kapasitasnya dalam rangka meningkatkan usahanya sendiri,” imbuhnya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh sebab itu, Hari menegaskan kegiatan pelatihan ini diharapkan agar pelaku usaha dari berbagai negara dapat bertukar ilmu dan pengalaman untuk bisa meningkatkan daya saing pertanian dalam negeri. “Tanpa ada upaya peningkatan kapasitas building, petani kita akan sulit untuk bisa berkembang.  Jangan  kita selalu  terjebak pada masalah klasik yaitu harga jatuh pada saat panen dan harga tinggi pada saat bukan musimnya’, ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini masalah yang perlu didiskusikan agar bagaimanan meningkatkan kapasitas building para pelaku usaha dan membuat model-model usaha berkelanjutan,” imbuhnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara Direktur Bidang Pertanian Asian Productivity Organization (APO) Muhammad Saeed menegaskan,  selain perubahan iklim, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan sektor pertanian saat ini adalah  migrasi kelompok usia muda dari perdesaan ke perkotaan serta alih fungsi lahan pertanian menjadi tantangan ketahanan pangan. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia. Kini ada 2,6 miliar penduduk urban di dunia. Migrasi ini , membuat pekerjaan bidang pertanian kehilangan sumber daya manusia”, ungkapnya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Direktur Bina Produksi Kementerian Ketenagakerjaan, Estiarty Haryani mengatakan pelatihan ini guna membagi pengetahuan dengan menghadirkan  para praktisi dari berbagai negara. Selain itu, kerjasama  dengan Cornell University New York, USA agar dapat mengadopsi ilmu dan pengalaman di negara tersebut,  sehingga dapat diimplementasikan di Indonesia. “Inilah poin yang akan didapatkan dalam pertemuan ini, katanya. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam APO prinsipnya tumbuh bersama untuk meningkatkan produktivitas di negara anggota, yakni ada 19 negara Asia Pasifik,” kata Estiarty. 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Estiarty menyebutkan dalam pelatihan ini, peserta akan melihat langsung progres positif kerjasama dengan APO di daerah yang dikenal dengan Subak yang berada di Bali, yakni model pertanian.  “Ini salah satu implementasi kerjasama dengan APO yang sudah kelihatan hasilnya”, jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kemudian ada kunjungan ke pengolahan kakao untuk melihat secara langsung pola implementasi meningkatkan produktivitas produk kakao.” Ini model-model peningkatan produktivitas di bidang pertanian  yang terus ditingkatkan ” pungkasnya. (RS)
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
 

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *