Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

15 September 2018

Kontroversi Impor Beras, di Tengah Melimpahnya Produksi Beras Nasional

Kontroversi Impor Beras, di Tengah Melimpahnya Produksi Beras Nasional
15 September 2018

Kontroversi Impor Beras, di Tengah Melimpahnya Produksi Beras Nasional

Pilarpertanian - Pilar – Dirut Perum Bulog, Budi Waseso bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman, melakukan Sidak di Pasar Jaya Kramat Jati, dan berlanjut hingga ke Pasar Induk Beras Cipinang, di wilayah Jakarta Timur.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sidak ini sebenarnya tidak begitu urgen karena memasuki pekan ke tiga bulan September , disaat puncak musim kering, harga eceran beras masih stabil, namun tak dapat disangkal, musim kering sekarang ini merata di seantero nusantara, walau tidak lagi seperti masa lalu, terpaan musim kering akan berbaur dengan badai asap, akibat kebakaran hutan, yang disengaja maupun tidak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sejak awal tahun 2018, sudah memastikan bahwa produksi gabah nasional, aman. Sedangkan berbagai opini dari banyak pengamat yang menggambarkan “Pesimisme” produksi gabah nasional. Namun Mentan tidak pernah bergeming, bukan tanpa alasan, Mentan memegang hitung-hitungan akurat yang updating datanya bukan hanya bulanan, hari per hari seluruh sentra produksi tidak pernah lepas dari pantauan Menteri.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementerian Pertanian sejak 2015, menetapkan Program Luas Tambah Tanam (LTT) sebagai acuan untuk mencapai target prkduksi. Menteri Amran, menetapkan realisasi tanam wajib 1 juta hektar setiap bulan, dan program ini sudah terbukti sejak Tahun 2015, 2016, 2017, tidak perna ada gejolak harga beras di tengah tengah masyarakat, bahkan hingga akhir tahun ini, walau musim kering lebih cepat dari waktunya dan durasinya terasa lebih panjang, beras tetap stabil.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Amran, sejak akhir 2016, telah mengumumkan optimalisasi lahan rawa dan lahan kering. Lahan Rawa yang dikenal dengan sebutan Selatan-Selatan, Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan, ada 10 Juta Hektar potensi lahan rawa yang dapat dikembangkan menjadi lahan sawah produktif.. Potensi ini sudah mulai digarap baik di Sumsel maupun Kalsel. Produktivitas untuk 3 kali masa tanam sudah mencapai 4,5 ton/ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Oleh sebab itu, Menteri Amran, semakin optimis, swasembada pangan terus berlanjut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sidak yang dilakukan Dirut Bulog, Budi Waseso dengan Menteri Amran, sejak dari Pasar Jaya hingga ke Pasar Induk Beras Cipinang, tidak ada masalah berkaitan dengan distribusi, stok maupun harga, terutama harga baik ditingkat eceran maupun kulakan menunjukkan tingkat penurunan harga dibandingkan Harga Eceran Tertinggi (HET), pedagang maupun konsumen tidak ada yang mengeluh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Stok Beras di PIBC Melimpah
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sidak yang berlangsung di PIBC, sekitar jam 09.00, Wib, di pagi hari Jumat, kemarin. Menteri Amran bersam Dirut Bulog, Budi Waseso, disambut Dirut Food Station Jakarta, Arif Adi Prasetyo. Mentan dan Kabulog, langsung menghampiri, para pedagang kulakan. Kedua petinggi yang bertanggung jawab untuk ketersediaan beras ini, langsung kaget, melihat tumpukan beras yang menggunung hampir disemua kios beras yang ada di PIBC.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirut Bulog, Budi Waseso, langsung menanyakan sumber pasokan beras yang begitu banyak dan pedagang beras disana mengakui pasokan beras dari sentra di pulau Jawa, masih lancar dan banyak bahkan mulai pekan kedua bulan September ini, beras dari Sulawesi Selatan, mulai masuk ke PIBC.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menteri Amran tampak tersenyum, dengan pengakuan para pedagang beras yang menjual beras medium pada kisaran Rp. 8200 hingga Rp. 8400/Kg, di bawah HET Pemerintah.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirut Food Station Jakarta, Arif Adi Prasetyo, melaporkan, meski musim kering, pasokan beras dari Jabar, Jateng dan Jatim, setiap hari rata-rata 4700 ton masuk PIBC bahkan Menteri dan Kabulog melihat gudang beras PIBC, penu hingga 2 kali lipat dari batas normal, saat ini ada 47.000 ton sedang batas normal hanya 22.000 hingga 25.000 ton, dan arus beras masuk dari kampung menteri pertanian, mulai masuk kata Arif.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirut Bulog, Budi Waseso, menanggapi laporan tersebut tampak senang bercampur was-was, senang dan was-was bukan tidak beralasan, karena saat ini menurut Buwas, panggilan akrab Dirut Bulog, “Gudang Bulog juga penu ada 2,7 juta ton stok beras di gudang Bulog, dan serapan terus berlangsung, bahkan saat ini Bulog sudah menyewa gudang milik TNI AU, untuk kapasitas 500.000 ton”, ujarnya. (RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *