Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

25 August 2018

Musim Kemarau, Petani Karawang Berhasil Panen dan Kendalikan Puso

Musim Kemarau, Petani Karawang Berhasil Panen dan Kendalikan Puso
25 August 2018

Musim Kemarau, Petani Karawang Berhasil Panen dan Kendalikan Puso

Pilarpertanian - Pilar – Kementerian Pertanian mengapresiasi upaya keras para petani di Karawang Jawa Barat karena berhasil panen padi dan melewati musim kemarau hingga kini tanpa adanya kasus puso. Panen padi varietas Inpari 32 yang merupakan jenis Inbrida padi sawah irigasi mencapai 10 ton per hektar, sehingga optimis mendongkrak angka produktivitas padi khususnya di Jawa Barat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Ini prestasi yang luar biasa dari petani kita dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya dan juga untuk mendongkrak peningkatan produktivitas padi di Jawa Barat,” kata Ketua Penanggungjawab Upaya Khusus Swasembada (Upsus) Provinsi Jawa Barat Banun Harpini kepada para petani saat panen raya padi sekaligus pencanangan penanaman budidaya kedelai di Kelompok Tani Sri Rejeki II di Dusun Pundong Desa Pasirtanjung Kecamatan Lemahabang, Karawang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Banun menyatakan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kerjasama, dan suplai air yang cukup sepanjang tahun dari Perum Jasa Tirta (PJT) II. Meski memiliki aliran irigasi yang cukup, Kepala Badan Karantina Pertanian ini juga mengingatkan para petani dan Tim Upsus di Karawang, untuk selalu menjaga saluran irigasi agar tidak mengalami penyumbatan. Dalam beberapa kasus terjadi karena adanya sampah dan enceng gondok.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Dari data laporan pemerintah Provinsi Jawa Barat per 23 Agustus 2018, Karawang diketahui memiliki potensi kekeringan ringan sebanyak 215 hektar, dan ini terjadi karena adanya penyumbatan atau aliran irigasi yang tidak lancar. Petani dan dinas setempat harus gotong royong untuk menjaga saluran irigasi tersebut,” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menanggapi keluhan petani terkait masih enggannya petani menanam padi dengan Indeks Pertanaman (IP) tiga kali dalam setahun karena takut adanya ledakan hama, Banun membantahnya. Ia memastikan bahwa serangan hama tersebut bisa dihindari dengan cara budidaya yang dikombinasikan dengan penerapan teknologi. Pemilihan varietas yang sesuai dengan musimnya, pengendalian hama dengan teknik refugia, dan penerapan teknologi Padi Aerob Terkendali dengan Penggunaan Bahan Organik (Patbo Super).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Patbo Super merupakan teknologi budidaya padi dengan konsep penghematan air sampai 75%. Patbo Super digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi terutama pada lahan tadah hujan dengan melakukan manajemen air dan penggunaan bahan organik untuk  menghasilkan produktivitas tinggi serta peningkatan Indeks Pertanaman.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya lima komponen Patbo Super yang perlu diketahui, antara lain: penggunaan varietas unggul baru (VUB) kelompok ampibi, manajemen air, penggunaan bahan organik, penggunaan alsintan, dan pengendalian gulma.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Untuk itu, Banun menyarankan petani untuk tidak membakar jerami sisa panen karena akan menyebabkan unsur hara dalam jerami hilang. Sisa jerami tersebut, sebaiknya diolah untuk menjadi pupuk organik dengan menambahkan bakteri pembusuk uagar mempercepat proses pengomposannya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Selain bisa dipakai sendiri, dalam metode budidaya Patbo, pupuk organik juga bisa dijual dan bisa menambah pendapatan petani,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Banun mendorong baik pada petani di daerah Karawang maupun Jawa Barat pada umumnya untuk dapat menggunakan teknologi yang sudah teruji tersebut untuk menaikkan produktivitas di lahan padi. Kementan secara intensif mensosialisasikan dan bimbingan untuk para petani terkait hal tersebut.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebagai salah satu sentra penyumbang produksi beras di Jawa Barat, pemerintah menargetkan produksi padi di Karawang pada tahun 2018 sebesar 1.365.680 ton gabah kering panen (GKP) atau setara 792.394 ton beras. Sementara data dari Dinas Pertanian Kabupaten Karawang menyebutkan bahwa capaian produksi padi hingga Juli 2018 sebesar 703.348 ton GKP (51,50%) dari luas panen 104.202 hektar (66,98%). Dan sekarang masih tersisa pertanaman (standing crop) seluas 51.365 hektar (33,02%) yang perlu dikejar dan diamankan dari berbagai kemungkinan kendala.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait luas tambah tanam kedelai di Kabupaten Karawang, data tersebut juga menyebutkan hingga Rabu (22/8) lalu, persentase realisasi sudah 92,9% atau seluas 1.478 hektar dari target sebesar 1.590 hektar.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terakhir, Banun myampaikan agar tidak ada lagi lahan sawah yang tidak ditanani atau terbengkalai.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, jika tidak memungkinkan ditanami padi, lahan tersebut bisa ditanami jagung atau kedelai. Ia menekankan bahwa lahan yang potensial jika tidak dimanfaatkan untuk produksi, maka akan sangat merugikan, terutama bagi petani.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sebab, tujuan dari pembangunan pertanian adalah untuk mensejahterakan petani. “Jadi bukan semata-mata mengejar target luas tambah tanam,” pesannya.(RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *