Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

31 December 2018

Petani dan Perajin Teh Menoreh Ikuti Bimtek PPTK, 2019 Kementan Tingkatkan Produksi Sektor Kebun

Petani dan Perajin Teh Menoreh Ikuti Bimtek PPTK, 2019 Kementan Tingkatkan Produksi Sektor Kebun
31 December 2018

Petani dan Perajin Teh Menoreh Ikuti Bimtek PPTK, 2019 Kementan Tingkatkan Produksi Sektor Kebun

Pilarpertanian - Pilar – Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung Bandung menggelar bimbingan teknis (Bimtek) kepada puluhan Kelompok Tani Teh Menoreh Kulon Progo, DIY. Kegiatan yang digelar selama 3 hari ini bekerja sama dengan Ditjen Perkebunan, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) DIY, dan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ketua Kelompok Usaha Bersama Teh Menoreh, Sukohadi mengatakan, kegiatan ini difokuskan pada materi penanaman hingga bimbingan pasca panen. Kedua materi ini diberikan secara berkala pada 18 poktan yang terdiri dari 327 Kartu Keluarga.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Jadi, penanaman teh dan panen harus ada konservasi tanah baik karena bisa menghindari terjadinya longsor yang dapat membahayakan warga setempat. Kemiringan sekitar 45 derajat paling tepat ditanami teh dibandingkan untuk pohon yang tinggi seperti sengon,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Suko, sapaan akrab Sukohadi, bimtek ini juga sekaligus memberi pengetahuan cocok tanam serta tata cara merawat kebun yang baik agar tetap menghasilkan kualitas unggul.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Karena di Menoreh ini ada 11 varian teh. Misalnya original, green tea, white tea, gold tea, yellow tea, jasmine, teh merah dan kualitas teh premium. Semua varian harus unggul karena bisa meningkatkan ekonomi melalui sektor wisata,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menoreh dan Sektor Wisata
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Suko mengatakan, sampai saat ini perkebunan Menoreh sudah dikunjungi turis mancanegara dari berbagai negara. Mereka datang hanya sekedar untuk menikmati hamparan agrowisata dan mencicipi kualitas teh Menoreh secara langsung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mereka semua dapat melihat proses pengeringan, pembakaran hingga penyajian teh menoreh. Mereka juga terlihat senang dan antusias dalam setiap edukasi yang dijelaskan,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kedatangan Guru Besar Korsel dan Kamboja
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Perkebunan Menoreh juga menerima tamu spesial Guru Besar dari Universitas Nasional Korea Selatan dan Kamboja untuk melakukan penelitian. Kepada warga setempat, keduanya mengaku takjub dengan pengelolaan pertanian teh menoroh.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Mereka juga mengapresiasi managemen keluar masuknya teh. Misalnya kalau dulu kan hanya disetorkan ke perusahaan sehingga petani tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Sekarang, petani dengan membawa hasil panennya dapat membeli beras,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Bambang, mengatakan pengelolaan kebun secara baik akan membawa dampak yang segnifikan pada perekonomian melalui peluang kerja bagi anak-anak muda setempat.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Peningkatan yang sangat signifikan ini dapat membuka peluang kerja bagi anak muda yang belum memiliki pekerjaan. Misalnya seperti 62 karang taruna yang dapat langsung bekerja dengan baik dan tanpa harus keluar dari kampung halaman. Masyarakat yang tidak memiliki kebun teh juga dapat bekerja di tempat edukasi atau dapat menjualkan produk teh,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
2019 Tingkatkan Produkai Perkebunan
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bambang mengatakan, tahun depan sektor perkebunan akan berupaya untuk meningkatkan produksi dan ekspor. Hal ini mencakup komoditi-komoditi strategis yang diprioritaskan seperti teh, kopi dan kakao.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kita terutama masih berfokus pada ketersediaan benih komoditas strategis untuk ekspor. Tapi ini tidak termasuk sawit, karena sawit meliliki dananya sendiri dari perhimpunan dana dari sawit untuk sawit,” katanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bambang menyebutkan, untuk meninkatkan produksi tersebut, anggaran yang akan dialokasikan mencapai Rp 1 triliun. Dari nilai tersebut, 54 persen diantaranya dialokasikan untuk benih.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kalau untuk komoditi lainnya, kita dorong untuk pengembangan dan pembelian benih. Anggaran tahun ini 54 persen kita gunakan untuk benih dan 87 persen anggaran Direktorat Jenderal Perkebunan dialokasikan di dinas-dinas di daerah,” pungkasnya.(RS).

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *