Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

16 April 2020

Petani Terapkan Inovasi Optimalkan Lahan Rawa Bukaan Baru

Petani Terapkan Inovasi Optimalkan Lahan Rawa Bukaan Baru
Foto : Lahan Rawa Yang Berpotensi Menjadi Sumber Penyediaan Pangan
16 April 2020

Petani Terapkan Inovasi Optimalkan Lahan Rawa Bukaan Baru

Pilarpertanian - Pilar Pertanian – Lahan rawa merupakan salah satu jenis lahan yang dinilai tidak sesuai untuk bercocok tanam. Namun, kini dengan sentuhan teknologi, lahan rawa berpotensi untuk menjadi salah satu sumber penyedia pangan. Kementerian Pertanian telah mengintegrasikan berbagai inovasi teknologi dalam mengoptimalisasi lahan rawa yang diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan pertanian dari sisi produksi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam beberapa kesempatan, Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Jufry mengatakan, bahwa Kementan telah mempersiapkan lahan rawa sebagai tulang punggung pertanian di masa depan. Lahan rawa menjadi tumpuan untuk mendongkrak produksi pertanian tanaman pangan terutama padi, Penerapan teknologi yang tepat, akan meningkatkan produktivitas petani secara signifikan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu wilayah di Kalimantan Tengah yang memiliki potensi pertanian lahan rawa adalah kabupaten Pulang Pisau. Kabupaten Pulang Pisau adalah kabupaten kedua setelah Kabupaten Kapuas, sebagai penyedia pangan utama Kalimantan Tengah, sekaligus sebagai Kawasan Nasional Tanaman Pangan. Luas baku lahan Kabupaten Pulang Pisau mencapai 35.441 ha, didominasi oleh lahan rawa pasang surut dan lahan kering.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dari delapan kecamatan yang terdapat di wilayah ini, baru dua kecamatan yang menjadi andalan utama pengembangan tanaman pangan khususnya padi, dengan indek pertanaman (IP) dari sekali hingga lebih dari sekali setahun yakni kecamatan Pandih Batu dengan luas baku sawah mencapai 13.445 ha dan kecamatan Maliku seluas 5.594 ha.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
BPTP Kalimantan Tengah turut andil dengan melaksanakan penelitian dan pengkajian serta mengenalkan perbaikan dan pengelolaan lahan sulfat masam yang banyak terdapat di wilayah ini dengan komponen utama pemberian mineral organik atau dolomit dan pupuk kandang.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Inovasi lain yang dikenalkan adalah Pengelolaan Tanaman dan Lahan Terpadu (PTT) spesifik lahan rawa, baik penggunaan varietas unggul bermutu, cara tanaman jajar legowo, pemupukan spesifik lokasi dan pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang ramah lingkungan. Tingkat produktivitas padi unggul dari kajian awal ini adalah 4,8 t/ha untuk varietas Inpari 42 dan 4,5 t/ha untuk Inpari 30.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala BPTP Kalteng, Syamsuddin saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (16/4) menyatakan bahwa teknologi yang telah diterapkan menunjukkan peningkatan hasil panen padi sekitar 49% dari musim tanam sebelumnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Hal ini sekaligus menunjukkan adanya respon petani terhadap beberapa inovasi yang dikenalkan, khususnya komponen perbaikan lahan dengan pupuk kandang, penggunaan varietas unggul dan cara tanam jajar legowo.” Sebutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kepala BPP/Kostratani Pandih Batu, Harjanti, SP yang dihubungi secara terpisah menjelaskan bahwa Desa Mulya Sari adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Pandih Batu dan hanya dipisahkan oleh sungai dengan desa Belanti Siam, Gadabung, Tahai, Garantung, dll yang menjadi lumbung pangan Pulang Pisau. Desa ini memiliki pola tanam padi lebih dari sekali setahun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Namun demikian desa Mulya Sari memiliki lahan yang berbeda dengan desa lainnya. Selain didominasi oleh lahan pasang surut dengan tipe luapan yang tidak tergenang, namun kedalaman air tanahnya kurang dari 50 cm dari permukaan tanah, tanah di wilayah tersebut juga tergolong bersifat sulfat masam aktual dengan kandungan besi tinggi, pH tanah dan air yang sangat rendah (pH 4,2) atau asam.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kebun sawit dan semak yang mengitari desa turut juga dinilai mempengaruhi tidak optimalnya lahan di wilayah ini. Hal ini akibat saluran air yang membawa lapisan pirit yang sebagian diantaranya berasal dari pencucian di wilayah perkebunan. Demikian juga dengan pola tanam yang dilakukan petani yang berpola lokal, yaitu hanya menanam padi sekali setahun dengan cara ditugal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Kementerian Pertanian melalui program Optimalisasi Lahan Rawa atau SERASI (selamatkan rawa sejahterakan petani) tahun 2019 telah melakukan optimasi lahan berupa perbaikan tata air mikro. Oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pulang Pisau dilakukan juga telah pemeliharaan saluran sekunder.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pulang Pisau Slamet Untung Rianto mengatakan bahwa pada tahun 2016 cetak sawah baru di kabupaten Pulang Pisau mencapai 4.235 ha, dan sekitar 430 ha diantaranya terdapat di desa Mulya Sari. Kegiatan perbaikan usaha pertanian yang dilakukan oleh BPTP Kalteng mewujudkan desa Mulya Sari sebagai kawasan pertanian yang berbasis inovasi.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Perwujudan kawasan desa pertanian tersebut sangat diapresiasi dan disyukuri oleh pihak Pemerintah Daerah.” Ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurut Slamet, mengawali musim tanam April-September 2020, petani kembali menanam padi unggul berlabel dengan varietas yang mereka pilih Inpari 42. Cara tanam jajar legowo mulai mereka aplikasikan secara mandiri sebagai pengganti cara tanam tugal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Peran Peneliti, penyuluh (PPL), tenaga teknis dari IP2TP Unit Tatas milik BPTP Kalteng secara rutin bersama mendampingi implementasi teknologi di lapangan sangat membantu peningkatan produksi” ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Petani dan aparat desa memberikan respon yang sangat baik dengan adanya kajian yang dilaksanakan secara terpadu bersama Dinas Petanian dan PU kab. Pulang Pisau.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kami berharap agar desa Mulya Sari bisa seperti desa-desa lainnya di kecamatan Pandih Batu, yang terbukti mampu mengoptimalkan lahannya untuk usahatani padi yang dapat panen lebih dari sekali setahun.” Tutup Slamet. (bs)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *