Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

20 December 2018

Tahun ini, Bali Panen Pedet Hasil Upsus Siwab Sebanyak 48.222 ekor

Tahun ini,  Bali Panen Pedet Hasil Upsus Siwab Sebanyak 48.222 ekor
20 December 2018

Tahun ini, Bali Panen Pedet Hasil Upsus Siwab Sebanyak 48.222 ekor

Pilarpertanian - Pilar – Pelaksanaan Panen Pedet di Provinsi Bali merupakan salah satu bukti hasil kinerja Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting). Hal tersebut disampaikan oleh Sugiono Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan saat hadir pada acara Panen Pedet di Buleleng Bali, Kamis (20/11/2018).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Hasil Upsus Siwab pada tahun ini, tercatat dalam ISIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional) telah ada kelahiran pedet sebanyak 48.222 ekor atau 113% dari target 42.728 ekor (data kumulatif 1 Januari – 13 Desember 2018). Angka kelahiran tersebut hasil dari kegiatan Inseminasi Buatan, dimana untuk tahun ini tercatat mencapai sejumlah 96.012 dosis atau 126% dari target 76.300 dosis, dengan realisasi kebuntingan mencapai 58.468 ekor bunting atau 112% dari target 53.410 Bunting.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sugiono mengatakan, melalui UPSUS SIWAB disamping terjadinya penambahan populasi juga mendapatkan kualitas genetik ternak, sehingga dapat meningkatkan daya saing usaha dan nilai tambah, serta peningkatan pendapatan peternak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Ia sebutkan, sejak dilaksanakan Upsus Siwab tahun 2017 hingga saat ini (16 Desember 2018), secara nasional tercatat sudah lahir 2.650.969 ekor dari indukan sapi milik peternak. “Ini merupakan capaian kinerja yang fantastik yang perlu kita banggakan”, kata Sugiono.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Menurutnya, berdasarkan perhitungan analisa ekonomi, jika harga harga anak sapi rata-rata sebesar 8 juta rupiah, maka akan diperoleh hasil ekonomis sebesar 21,21 Triliun.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Nilai yang fantastis mengingat investasi program Upsus Siwab 2017 – 2018 hanya sebesar Rp. 1,41 T, sehingga ada kenaikan nilai tambah di peternak sebesar 19,8 Triliun. Selain itu, pemerintah juga terus mengkonsolidasikan kekuatan peternak skala kecil dalam kelembagaan peternak skala bisnis melalui program kemitraan, sehingga diharapkan usahanya sejajar dan saling menguntungkan.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Salah satu upaya pemerintah dalam membantu pengembangan modal adalah melalui skim kredit melalui penyediaan skim Kredit Usaha Rakyat atau KUR.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pemberian fasilitas pinjaman berupa Skema Kredit Program telah diberikan Pemerintah untuk meningkatkan Usaha Peternakan. Skema KUR diberikan bunga 7% untuk sampai dengan plafon 25 juta rupiah untuk KUR mikro, plafon diatas 25 juta sampai 500 juta rupiah untuk KUR kecil dan KUR Khusus. KUR khusus ini dapat dimanfaatkan oleh kelompok dengan membentuk cluster usaha dimana ada swasta sebagai avalis dan atau off take.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Fasilitas ini diberikan kepada peternak karena pemerintah menilai pentingnya peran peternak kecil sebagai penyumbang terbesar dalam pengembangan usaha peternakan di Indonesia, dalam penyediaan bahan pangan asal hewan nasional” ujar Sugiono.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Fasilitasi permodalan tersebut merupakan insentif bagi pelaku usaha dan merupakan salah satu instrumen penting untuk tercapainya swasembada.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya juga mengharapkan agar skim kredit tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan digunakan sesuai peruntukannya”, ucapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selain itu, dalam upaya mitigasi resiko usaha peternakan sapi, Kementerian Pertanian telah memfasilitasi Asuransi Usaha Ternak Sapi. Pemerintah memberikan bantuan premi sebesar 80% dari beban premi 2% dan harga pertanggungan 10 juta per ekor, sehingga peternak hanya membayar 20% dari premi atau 40.000 rupiah per ekor.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Asuransi ini mencover resiko kematian akibat penyakit, beranak atau kecelakaan, serta kehilangan sapi betina produktif”, pungkasnya.(RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *