Pilar Pertanian

Berita Pertanian Aktual

12 February 2019

Wonogiri Panen Raya Jagung 37.026 Hektar di Lahan Berbatu

Wonogiri Panen Raya Jagung 37.026 Hektar di Lahan Berbatu
12 February 2019

Wonogiri Panen Raya Jagung 37.026 Hektar di Lahan Berbatu

Pilarpertanian - Pilar – Lahan pertanian Provinsi Jawa Tengah saat ini memasuki panen raya jagung. Tercatat, pada Februari 2019 ini luas panen mencapai 145 ribu hektar dan Maret 48 ribu hektar, terutama di Grobogan, Blora, Wonogiri dan kabupaten lainnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Luas panen jagung di Wonogiri pada Februari 2019 mencapai 37.000 hektar, di antaranya di Kecamatan Pracimantoro 5.874 hektar. “Saat ini di Desa Watangrejo sedang panen 453 hektar dengan produktivitas 7,3 ton perhektar,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Wonogiri, Sapuan, pada acara panen raya jagung bersama Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi, selaku Penanggung Jawab Program Upaya Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (UPSUS Pajale) Provinsi Jawa Tengah, Selasa (12/2/2019).
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sapuan menjelaskan pada umumnya di daerah pegunungan merupakan lahan kering yang ditami jagung dengan tumpang sari yakni padi-jagung-singkong, jagung-singkong-kacang tanah dan lainnya. Bahkan tanaman salip-salipan belum dipanen sudah disusul tanam berikutnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Wilayah sini kata Sapuan kebanyakan lahan berbatu tandus dan diurug tanah untuk ditanami. Walaupun mengandalkan air dari hujan, tapi lahan dimanfaatkan optimal, tidak ada lahan yang tidak ditanami, bahkan pekarangan rumah pun ditanami buah dan sayuran,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Sementara itu Giman, Ketua Kelompoktani Sidorejo, Desa Watangrejo, Kecamatan Pracimantoro mengatakan saat ini harga jagung di petani mencapai Rp 4.200 per kg pipilan kering. Harga ini sudah turun dibanding minggu lalu Rp 4.500 sampai Rp 4.700 per kg pipilan kering. Sedangkan harga di pasar Rp 5.200 per kilogram”, ungkapnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Pada panen raya ini, Direktur Jenderal Hortikultura selaku Penanggungjawab Upsus Pajale Jawa Tengah, Suwandi mengapresiasi keberhasilan petani yang mampu memanfaatkan lahan pertanian yang relatif tandus untuk bisa ditanami jagung secara optimal. Pasalnya, lahan yang ditanami jagung sebelumnya berupa batu padas, kemudian dilakukan reklamasi dengan menambahkan tanah subur yang dibeli dari daerah lain.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Saya sangat bahagia hari ini karena petani di Desa Watangrejo ternyata mampu memanfaatkan tanah pertanian yang relatif tandus ini untuk bisa ditanami dengan optimal.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Kedepannya agar petani tetap mengusahakan lahannya dengan baik dengan cara menggunakan pupuk organik,” ujarnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Terkait usulan petani yang meminta bantuan cultivator dan alat pemipil jagung, Suwandi menjelaskan agar usulan tersebut melalui Dinas Pertanian Kabupaten untuk diusulkan ke Kementan. “itu prosedurnya,” jelasnya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Dalam acara panen ini, Suwandi membagikan bantuan gratis benih sayuran kepada petani seperti cabai, timun, dan jagung manis. Ia pun meminta ke peternak agar mengambil jagung dari petani di Jateng dan Jatim yang saat ini sedang banjir jagung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Panen melimpah dan harga lebih murah. Silakan para peternak unggas sekarang ambil jagung dari petani di Jateng dan Jatim,” mintanya.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Selanjutnya Suwandi menjelaskan pada tahun 2015 Indonesia impor jagung 3,5 juta ton setara Rp 10 triliun. Namun demikian, berkat program Kementan di bawah komando Mentan Andi Amran Sulaiman bisa menekan impor sehingga 2016 impor turun drastis dan 2017 tidak ada impor jagung pakan ternak.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
Bahkan, lanjutnya, di tahun 2018 Indonesia sudah ekspor jagung yang totalnya 341 ribu ton. Ini prestasi luar biasa dari para petani dan semua pihak, sehingga bisa membalikkan Indonesia dari negara importir menjadi negara eksportir jagung.
Baca Selengkapnya di Pilarpertanian.com
“Produksi jagung harus kita tingkatkan ke depan. Saya mengharapkan para petani tetap semangat melakukan usaha tani dengan memproduksi pangan lokal, menghimbau agar mengonsumsi pangan lokal serta mencintai produk dalam negeri,” pungkas Suwandi.(RS)

Redaksi dan Informasi pemasangan iklan

Artikel Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *